Zakariya

Senja di Jepara

"Hatiku telah berkelana jauh. Melewati jalan berliku. Aku tak pernah sampai dan aku tak sanggup pulang"
Seperti senja kelabu yang berharap menjadi biru. Ambilah sebuah pelajaran dari kisah-kisah terdahulu.
Adalah "Zakariya."

Nabi Zakaria yang telah renta dengan suara lembut melangitkan doanya,


Ù‚َالَ رَبِّ Ø¥ِÙ†ِّÙ‰ ÙˆَÙ‡َÙ†َ ٱلْعَظْÙ…ُ Ù…ِÙ†ِّÙ‰ ÙˆَٱشْتَعَÙ„َ ٱلرَّØ£ْسُ Ø´َÙŠْبًا ÙˆَÙ„َÙ…ْ Ø£َÙƒُÙ†ۢ بِدُعَآئِÙƒَ رَبِّ Ø´َÙ‚ِÙŠًّا
[QS Maryam : 4]


"Ya Tuhanku, sungguh tulangku telah lemah dan kepalaku telah terpenuhi uban, dan aku belum pernah kecewa dalam berdoa kepadaMu, ya Tuhanku.." [19:4]

Kisah Nabi Zakariya yang renta dengan istrinya yang mandul. Dalam asa ia senantiasa berdoa
Berapa lama Zakariya berdoa? Setahun? Dua tahun? Sepuluh tahun? Limapuluh tahun? Tidak. Lebih lama lagi.

Lalu apa yang ia katakan kepada Tuhannya?
"Aku belum pernah kecewa dalam berdoa , ya Tuhanku."

Akhirnya, diusianya yang senja, ia dikaruniai Yahya. Yang belum pernah diciptakan sepertinya. Yahya yang diberkahi sepanjang hidupnya di dunia dan di akhirat. Sungguh semuanya mudah bagi Allah. Allah yang Maha Kuasa untuk menciptakan sesuatu.

Pelajaran yang dapat diambil dari kisah Zakariya adalah, tak sekalipun ia lelah maupun kecewa untuk melangitkan doanya, ketika doa itu belum terkabul maka disambungnya dengan doa-doa terbaiknya hingga datanglah jawaban doa itu di usianya yang senja.
Zakariya memohon seorang putra sebagai penerus dakwahnya karena ia cemas kaum bani israil akan kembali pada kekufuran.
Barakallah.


SISKA HERMAWATI

No comments:

Post a Comment