Karenamu duhai hati...
Diriku sangat paham akan langkah yang mulai menyalahi..
begitu tahu akan terjalnya jalan yang ku pilih...
tapi duhai hati, begitu kuat...
seakan ribuan medan maghnet menarik ke arahnya..
Ada apa denganmu duhai segumpal daging di dada?


Langkah 3 ketika aku jatuh cinta, Gunakan aturan Allah



Ingatlah kalau kita tidak bisa bahagia tanpa sentuhan dari Allah SWT.
Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta Alam. Sungguh aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan nabi Muhammad adalah utusan Allah. :')

Allah SWT menciptakan manusia bukan semata-mata sebagai penghuni bumi dan bertindak semaunya. Semua yang ada di dunia ini ada aturannya, ada rules nya.
Begitu juga dengan hubungan antara laki-laki dan perempuan. Kalau mau bicara harus gimana, kalau mau ketemu aturannya gimana, kalau mau diskusi aturan mainnya seperti apa. Jangan kebablasan. Karena kemungkinannya cuma 2, kita mau serius atau kita mau main-main. Kalau mau main-main, haram. Kalau mau serius, ada 2 kemungkinan, bahagia atau bencana. Dan jika ingin mendapat kebahagiaan, jalannya hanya dengan kembali ke jalan Allah. Oleh karena itu, salahsatu konsekuensi adalah “katakan tidak kepada pacaran”. Ketika kita jatuh cinta, solusinya bukan pacaran.

MasyaAllah, memang berat kawan. Memang sulit untuk menerima pil pahit ini. Namun pada konteks ini biarkan para pembaca untuk menghukumi, apakah pacaran dengan “versi hari ini” itu boleh atau tidak.
Nabi Muhammad SAW bersabda dalam hadist Imam Muslim, dan makna yang sama ada dalam hadist Imam Bukhori.
“Allah telah menetapkan anak adam itu pasti punya andil dalam zina. Pasti dan tak bisa dihindarkan.” Tapi minimal diminimalisasikan lah. Eitss jangan tersinggung dulu bagi yang berkata “sungguh saya tidak pernah pacaran ataupun berzina”.
Disini Nabi mengatakan, "Kedua mata berzina, dan zinanya adalah melihat. Kedua telinga berzina, dan zinanya adalah mendengar. Lisan berzina, dan zinanya adalah dengan berbicara. Nabi juga menjelaskan kedua tangan berzina, dan zinanya adalah menyentuh. Kedua kaki berzina, dan zinanya adalah berjalan. Hati berzina dengan memikirkan dan mengkhayalkan si dia. Dan antiklimaksnya adalah pada kemaluan, eksekusi.” Apakah dibenarkan atau didustakan?

Allah berfirman dalam surat Al Isra’ ayat 32



Jadi Allah perintahkan kita dalam surat Al Isra’ ayat 32, jangan dekati zina.
Apakah ada ketika “ngedate” dengan pasangannya, tidak melihat doi alias merem? Apakah ada yang nggak memperhatikan bentuk tubuh pasangannya? Subhanallah.
Survey yang dilakukan di Jakarta tahun 2015 mengatakan bahwa 93% pasangan pernah berciuman dan 90% pernah oral sex. Sekarang sudah 2017 (saat ceramah ini adalah pada tahun 2015)

Allah berfirman dalam surat Al Ahzab ayat 32

“Maka janganlah kalian merendahkan suara dalam berbicara sehingga berkeinginan jeleklah orang yang ada penyakit dalam hatinya dan ucapkanlah perkataan yang ma’ruf (baik).” (Al-Ahzab: 32)

Rasulullah r juga telah bersabda :

“Wanita itu adalah aurat, apabila ia keluar rumah maka syaitan menghias-hiasinya (membuat indah dalam pandangan laki-laki sehingga ia terfitnah).” (HR. At Tirmidzi, dishahihkan dengan syarat Muslim oleh Asy-Syaikh uqbil bin Hadi Al-Wadi’i dalam Ash-Shahihul Musnad, 2/36)


Dan maka janganlah wanita-wanita merendah-rendahkan suaranya, melembut-lembutkan suaranya, mendayu-dayukan suaranya, sehingga hati laki-laki yang memiliki penyakit itu akan nafsu dengan dia. Dan ketika mereka (wanita) berbicara, maka berbicaralah dengan baik dan tegas.
Kata ustadz : Apakah ada cewek yang berbicara tegas saat pacaran?? Nggak ada dan Nggak laku kalau begitu. Dan itu semua zina.
Dan misalkan pasangan kalian seperti itu maka tutup telinga, tapi masak sih mau nutup telinga? Yang ada pasti ditimpali atau dibalas. Jadi lisan itu zinanya adalah rayuan. Bahkan sekarang bisa dikiaskan bahwa jempol ini juga berzina, walaupun tidak ada dalam hadist Nabi. Mengirim pesan via BBM, WA, Line dll dengan simbol-simbol kepada wanita yang bukan mahrom (atau sebaliknya), itu zina. “Zina jempol” mah istilahnya.
Jadi bagaimana pacaran yang islami itu? Mumgkin ada yang bisa memaparkan.

Tangan zinanya adalah menyentuh, adakah pacaran yang nggak saling menyentuh? Nggak peluk-pelukan? Nggak cubit-cubitan dan chubby chubbyan? Semua mempunyai peran.
Bagaimana ngedate tanpa pegangan tangan? Alih-alih dengan alasan "salim", ini yang menjadi trend di kalangan remaja yang pacaran. Salim, cium tangan. Ya emang pacarmu itu suami/ orangtua kok pakai salim dan cium tangan? 

Zinanya kaki adalah jalan bareng. Ada pacaran yang nggak pernah jalan bareng? Nggak pernah nonton? Nggak pernah makan bareng? Nggak dijemput? Datangnya ke pengejian terus? Mungkin ada yang bisa menjelaskan konsep pacaran yang tidak seperti itu.
Zina zina zina zina zina....

Dan zinanya hati adalah menghayalkan, memikirkan... adakah pacaran yang tidak pernah memikirkan pasangannya? Pastikan kepikiran sih, nggak mungkin enggak. Pernahkan nggak merindukan sang kekasih? Nggak mungkin! Pasti merindukan, mengkhayalkan, memikirkan, dan kata Nabi “Zina hati”, dan antiklimaksnya adalah kemaluan, kata Nabi Muhammad SAW.

-bersambung-

Astaghfirullohhladzim,.. Astaghfirullohhladzim,.. Astaghfirullohhladzim,..


MasyaAllah, isi dari langkah ke 3 dan peruraiannya dari Ustad disini sangat ...............
Saya sebagai penulis juga manusia biasa, bukanlah seorang yang sempurna dan tanpa dosa, namun disini saya mencoba untuk berbagi kebaikan dalam hal positif insyaAllah.
Semoga bermanfaat