Dulu saat masih kecil, masih lucu dan gemes-in kalau ditanya ingin jadi apa jawabannya ingin jadi dokter atau ingin jadi guru. Tak pernah sekalipun terbesit cita-cita ingin jadi apoteker. Bahkan apa itu apoteker juga tak paham.

Tulisan ini tidak akan menceritakan tentang kenapa bukan dokter tapi apoteker. Tulisan ini dibuat untuk ikut di kegiatan nulisyuk hastag #PahlawanMedis #dirumahsaja


My team. Depo 2 (Farmasi Rawat Inap)


Saat lulus apoteker dan ditrima kerja di Rumah Sakit daerah lintas kota, teman bilang
"mungkin ini salahsatu cara Allah untuk memberi kesempatan siska jadi anak yang berbakti pada orangtua", kira-kira itu kalimat yang ia sampaikan. Sejuk sekali.

Saat memutuskan untuk bekerja, hal pertama yang aku fikirkan adalah pekerjaan seperti apa yang aku inginkan? Pekerjaan yang keren? yang banyak uang? atau mungkin yang diniatkan sebagai ibadah,  yang halal, atau yang tidak melanggar syariat islam?
Sampai suatu hari Allah gerakkan tangan ini membuka story instagram seorang teman, disitu ia menuliskan pesan 
"nak, tahukah pekerjaan yang mendekatkan kita kepada Allah itu seperti apa?"

Kata-katanya adem sekali.. ternyata bukan pekerjaan seperti apa yang aku inginkan tapi pekerjaan seperti apa yang Allah inginkan, pekerjaan yang mendekatkan seorang hamba kepada Rabb nya?

Lalu ia melanjutkan, "pekerjaan yang halal? yang diniatkan sebagai ibadah?

hmm.. Belum cukup. Lalu yang seperti apa?
Yang dengannya kita tak meninggalkan kewajiban kita kepada Allah.
Sibuknya bekerja tidak membuat kita lalai untuk sholat diawal waktu
Lelahnya bekerja tak membuat kita untuk bermalas untuk tilawah dengan meluangkan waktu
Kegiatan bekerja tak melepas lisan dan hati dari berdzikir mengingat Allah sepanjang waktu

Yang seperti itu sulit bukan, nak?
Benar nak, maka Allah sebut kehidupan ini sebagai ujian. Untuk menguji kadar iman dan taat kita. Agar kita menemukan apa yang sebenarnya kita kejar. Dunia yang sementara atau negeri akhirat yang selamanya."

Cc @wilda.go sayang sekali sama Wilda karena Allah

Untuk yang mau cari kerja  pun yang sudah bekerja sepertiku ini mari ingat-ingat lagi apa sebenarnya niat yang membalut hati, atau saat menulis ini pun aku harus menata niat dalam hati..
Gimana kalau Allah ternyata tidak meridhoi
Mungkin ada niat yang perlu dibenahi

Nasehat mbak Dewi,  saat kita mengerjakan suatu yang kita cintai, niscaya akan ada semangat dalam diri. Jadi mungkin bukan pekerjaannya yang kita cintai namun mengumpulkan amal karena Allah yang menjadi motivasi dan membahagiakan orang tua menjadi daya dorong diri

Sebenarnya aku tak tahu apakah tulisan ini akan nyambung dengan tema #PahlawanMedis dan #dirumahsaja hehe
tapi ada satu yang membuatku bersyukur, eh sebenarnya harus selalu beryukur atas semua hal tapi bahas yang satu ini dulu hehe

#PahlawanMedis
ini adalah foto bersama dokter, teman-teman perawat serta ahli gizi di tempaku bekerja



siang itu dr. Mia Sp.PD dokter yang menjadi penanggungjawab covid di RS kami visite ke ruang tempat dimana aku berada,

"dokter kok pucet wajahnya", kata seorang perawat
"lho ketok a rek? (lho kok kelihatan, rek *rek : bahasa swag nya guys ala jatim mungkin hehe)
padahal pake masker lo", jawab beliau santai. Memang beliau tipe yang sangat humble dan humoris.
"gimana kondisi pasien di ruang isolasi (pasien covid19)? kalau capek istirahat dulu dokter", sambung teman yang lain.
*beliau menjelaskan sekilas
"waah ini efek nggak pakai bedak nih, tapi kalo pake bedak nanti nempel di masker, belum lipstik e yaa, byuuh" sambung doker mia
*semua ketawa
"tapi ternyata make up itu penting yaa *sambil bercanda" , timpal beliau
terakhir beliau minta doa
-end of conversation 

Barakallah, barakallah, barakallah.. untuk semua tenaga medis, untuk semua tenaga penunjang medis dan untuk semua tenaga yang ikut berjuang dalam menghadapi ujian ini.
Dibalik senyum dan candaan itu ada tanggung jawab besar yang harus ditanggung.
Saat seruan pemerintah untuk #WFH Work From Home, alhamdulillah ternyata istilah #WFH juga bisa untuk Work From Hospital *tidak kalah trend yaa hehe

Bagi sebagian mereka yang sanggup berteman dengan letih, ku ucapkan selamat.
Kata mbak dewi letih adalah bagian dari kehidupan. Letih adalah bukti nyata ikhtiar dan perjuangan.
So...mari berbangga akan letih, bersyukur karena letih menjadi bagian dari keseharian. Bisa saja keberkahan dari Nya datang dari letih yang membersamai ragamu, saat ikhlas dan niat segala aktivitas hanya tertuju pada keridhoan Allah yang dirindu. Maka seharusnya jangan lagi kau sesekali menyesali letih di penghujung harimu, karena bisa jadi peluh keringat itu yang akan menyelamatkanmu, jangan lagi kau sesali kesibukan yang menyita waktu luangmu karena kita tidak pernah tau dari amalan mana yang akan mengantar kita kepada Rabb yang dituju... sebuah nasihat untukku, juga untukmu,
Barakallahu..
#covidlekaslahberlalu

Jadi ketika merasa hati mulai tak nyaman, banyak ragu nya daripada yakin mungkin disitu ada niat yang salah, mungkin ada niat yang perlu dibenahi, ingat kata Allah  bukankah amal perbuatan kita tergantung dari niat diri yang ada di dalam hati?



Siska Hermawati