"Cintailah cinta yang menciptakan cinta.
Yang tak pernah menolak cintamu, tak pernah menyakitimu, tak pernah melupakanmu, ia hanya selalu membalas dengan kasih sayangNya.
Lihatlah, dengan mencintaiMu saja sudah memenuhi seluruh hati, tak ada lagi keraguan, tak ada lagi kegundahan.
Jatuh sejatuh-jatuhnya..
Oh Allah.. menyebut namaMu itu begitu romantis."



Langkah ke 2 ketika jatuh cinta, kontrol perasaan tersebut.
Ingat, ini baru tahap awal. Jangan semua dicurahkan pada saat itu. Walaupun sebenarnya kita ini yang menjadi masalah. Seseorang ketika sedang dekat dengan seorang pihak dan merasa nyaman serta enjoy, maka dia akan terbawa euforia. Dan ini fatal.
Dalam islam, ketika kita jatuh cinta maka "kontrol". Jangan kebablasan, jangan overdosis (apalagi kalau anak farmasi kan jagonya ngontrol dosis ya). Dan salahsatu dosis yang harus kita kontrol adalah kita harus lebih mecintai Allah dan Rosulnya.
Secantik apapun dia, setampan apapun dia, sebijak apapun dia, kita harus lebih cinta kepada Allah dan Rosulnya. Ini kunci sukses menjalin hubungan.
Sebagaimana Allah firmankan dalam surat At Taubah ayat 54 :



Seseorang yang mencintai seorang wanita atau laki-laki, dan overdosis dengan cintanya tersebut sehingga dia lebih mementingkan pasangannya daripada Allah SWT, lebih mengingat pasangannya daripada Allah SWT, dan dia lebih memperhatikan pasangannya daripada Allah SWT.
Ketika pasangannya belum makan, dia sms, WA, BBM, tp sholat dzuhur bablas, ashar nggak ngerjain, itu berarti lebih perhatian kepada pasangan daripada ke Allah.
Fatarabbashu, jangan berharap banyak dengan hubungan seperti itu. Hancur ! Tapi kan caranya tidak langsung kesamber gledek pada saat itu. Allah ulur dulu, kata Allah "biarkan dia menikmati beberapa saat, setelah itu Ku hempaskan mereka". Dan ini sangat penting, ketika kita bisa mengatur dan mengontrol perasaan kita, maka kita akan lebih objekif. Kita tidak buta. Kita bisa menilai dengan lebih jernih. Kita bisa membaca kekurangan-kekurangan pasangan kita.
Dan salah satu hal tersulit ketika kita jatuh cinta adalah membaca kekurangan dia.
Kenapa? karena kalau kelebihan itu banyak, yang paling susah itu baca kelemahannya, padahal itu yang paling penting. Untuk menentukan kita serius atau tidak. Apakah kita akan menikah atau tidak. Kita harus mengetahui kelemahan si dia. Dan untuk bisa menangkap sinyal-sinyal si wanita atau laki-laki tersebut, kita harus berfikir objektif, dan untuk bisa berfikir objektif maka kadar cinta itu harus terkontrol. Tidak boleh over. Dan salah satu caranya adalah letakkan di bawah Allah dan Rosulnya. Maka kita akan lebih berfikir jernih. Dan bisa menetapkan lebih baik lagi. InsyaAllah.


-bersambung-
#Langkah3

Bissmillahirrahmanirrahim.
Tema ini menjadi salah satu favorite saya, dan tulisan ini saya tulis berdasarkan ceramah dari Ustadz Nurul Dzikri.Lc. Insya Allah tulisan ini akan ada 6 part.
Semoga bermanfaat :-)

Flower blossom
Allah mengatakan, bahwa Dia telah memberikan sebuah perasaan kedalam diri kita agar tertarik dengan syahwat. Dan syahwat yang disebut pertamakali adalah Nisa' (wanita). Dan pemahaman terbalik, begitu juga wanita ke laki-laki. Dan Allah menyebutkan hal ini terlebih dahulu sebelum menyebutkan peusahaan, anak-anak, dan kendaraan.
Oleh karena itu, jatuh cinta adalah sebuah perasaan yang "wajar".
Namun, bagaimana kita menyikapinya?

Ketika Aku Jatuh Cinta.
Langkah pertama yang harus kita lakukan, ketika kita suka atau simpatik dengan seseorang di kampus kita, atau di tempat kerja kita, di sekolah, di lingkungan pengajian, atau sesama aktivis dakwah. Dan ketika kita lihat sepak terjangnya, ibadahnya, sholatnya, akhlaknya, tutur katanya yang lembut, lalu tumbuhlah benih-benih cinta di hati kita.

Maka langkah pertama yang dilakukan adalah,

Langkah 1 ketika jatuh cinta, Hubungi Allah,
bukan hubungi orangtua. (Orang tua dihubungi kalau mau ngelamar aja hehehe..)
Tidak ada pihak yang lebih baik dari Allah. Ini kalau kita ingin bahagia, ini kalau kita ingin serius, dan ini kalau kita ingin mendapatkan keberkahan di dunia dan akhirat.
Ketika perasaan itu timbul, hubungi Allah SWT. Bukan hubungi teman,bukan curhat dengan sahabat, bukan minta nomor telepon, apalagi nomor sepatu, ini tidak ada hubungannya.

Masalah cinta merupakan masalah yang besar, menyangkut masa depan kita. Menyangkut rumah tangga kita. Menyangkut bukan hanya diri kita namun keluarga besar kita. Juga menyangkut anak-anak dan keturunan kita di masa mendatang insyaAllah.
Maka, ketika jatuh cinta.. kembalilah kepada Allah. Hubungi Allah SWT.. Kenapa demikian? karena Allah berfirman dalam surat Al Baqarah ayat 216 :


Dan bisa jadi yang dibenci itu yang terbaik buat kita. Dan bisa jadi yang dicintai itu buruk buat kita. Hanya Allah lah yang tahu.

Bisa jadi, laki-laki yang kita kagumi itu tidak bagus untuk kita,bisa jadi akhwat yang di depan kita mempesona itu ternyata racun untuk kehidupan kedepan kita. Tidak ada yang mengetahui kecuali Allah.
Allah Yang Maha Tahu.
Segera hubungi Allah, doa kepada Allah. Karena Allah yang paling tahu siapa sosok yang paling baik untuk mendampingi kita dimasa mendatang.
Allah berfirman dalam surat Al An'am ayat 59 :


Maka, jangan tau dan sok pintar ketika jatuh cinta. Ingat, ketika kita kita jatuh cinta, semua tidak normal, semua tidak stabil.
Ulama mengatakan, "mata ini kalau tidak suka, semua salah". Dia mau senyum apalagi cemberut, salah semuanya.
"Dan mata ini kalau sudah jatuh cinta, semuanya baik". Semua ada tafsirnya, semua ada justifikasinya. Ini bahaya. Jangan mengandalkan diri kita ketika kita sedang jatuh cinta. Kembalilah kepada Allah.
Inilah yang dilupakan oleh mayorits orang yang sedang jatuh cinta. Mereka mengandalkan diri, dan akhirnya kecewa, akhirnya kandas.

Sahabat semuanya.. kita mengharapkan hubungan yang panjang, kita harapkan hubungan dunia dan akhirat. Buat apa kita jatuh cinta, lalu satu bulan berikutnya kita di khianati oleh dia? Buat apa jatuh cinta kalau 3 bulan kemudia kita ditipu oleh dia? Buat apa jatuh cinta kalau 2 tahun setelah menikah divorce dengan dia? Tidak ada gunanya. Akhirnya waktu terbung sia-sia dan percuma.
Yang tau itu Allah. Bisa jadi hari ini baik, minggu depan baik, tahun depan masih baik, tapi kejadian terjadi di tahun ke 15 atau 20. Ini hal simple. Tapi dilupakan oleh manusia. Allah mengatakan, "yang dzalim dan bodoh, tapi sok tahunya luar biasa".
Oleh karena itu, ketika kita jatuh cnta, segera hubungi Allah SWT. Doa kepada ALLAH. Istiqarah.


-bersambung-
#Langkah2

Tulisan ini pernah saya upload di instagram beberapa bulan yang lalu.

Tulisan ini bercerita tentang pintu. Ada filosofi tersendiri dari "pintu" yang saya maksud disini. Tulisan tentang pintu ini juga terinspirasi dari salahsatu teman di facebook saya (tapi saya lupa siapa *maaf) dan ada beberapa kalimat yang saya kutip dari postingannya.




Sometimes, we try to knock and open a door(s) of opportunity(ies). However, the door remains shut and closed in return. Again, we try to knock and open it harder, being so confident that it will open one day. Yet our endeavor still yields nothing. Well I don't say that we must not keep on trying, particularly praying harder.

So I knock and try to open it again and again. Knocking even harder. Almost paralyzed. I forced myself but the door (still) remains shut and closed.

Till someday i watched people open that door easily. Even without knocking. (but) still i can't go in.

Why?? I asked God for the reason(s). But there's no answer.

Crawling back to (it). Because i'm crazy enough to think I can. I suddenly become acutely aware that I was rapidly getting sucked into it. I almost lost everything. Happiness. 

Then after a long journey, i made conscious decision. I left that door. Lost my conscious. Clear saline fluid secreted by the lacrimal gland and diffused between the eye and eyelids have fallen.

If the door remains not open, that means we have to scrutinize ourselves. Do we really have what it needs to open the door?

Or do we just keep justifying our own thought that we really have 'the key' to open it? The worst is claiming it is the door God wants us to enter into and being so persistent about it. The boundary between both is oftentimes too indistinguishable."

I reaffirm my intention. I should move. I'll try to move. I can move.

And I was moved.

So don't keep justifying your own thought that you really can open it. Why those people can open it easily? Because they got the "right KEY"

So If it doesn't open, it's not your door.


Thank you -
This post is not about "Sora and Shiro"
"There's more than one way to win a game. You can win without fighting" - Sora
who watched this anime? Hehehe

So in this past 6 months, so many kind happened.
The night is just a star of my morning~ (so this is the basic of the life that I live)
After graduation, my life completely quite. Tidak tinggal di kos lagi, tidak bertemu dengan teman-teman lagi. Siklus seleksi alam sarjana baru di malang pun terus bergulir. (curhat)



So, basically life is just like a game. Feels like you do gambling. Kamu terjun bermain, kamu berusaha untuk menang, bertaruh, dan hasilnya no body know.
Selama kurang lebih 3 bulan ini yang saya lakukan adalah bermain. Bermain untuk mendapatkan apa yang saya inginkan. Berimajinasi, if i can achieve it or not.
Someone asked me, "You believe you can win?" And I was answered "Well, i am aiming miracle can happen, so possibly."
"Imaginations meaning nothing without doing, if you can dream it, you can do it !" (and this happened to me)

Jadi temanya kali ini adalah seorang yang addicted pada game. And how I look at that. (my perspective)

In my point of view, gamer is not that bad. But gamer has something (special). Dan yang bukan gamer bukan berarti mereka tidak special.

Why a lot of people like game?

Actually i'm not a gamer, but most of my friends do games.
I love game and I enjoy it.

So for you who really love game, i think it doesn't matter.
I think it can be tolerated, terkecuali bagi mereka yang meninggalkan ibadah dan tugas utamanya demi game, hmmm.. I think they really not cool (tiba-tiba auranya memudar gituu aja).
I love the way someone do games dan ketika adzan mereka akan meninggalkan game nya lalu segera pergi ke masjid.
I think its the coolest one, maybe not only me who thinking this way, but most of girls loved it.

Banyak yang bisa mendaki gunung setinggi apapun,
banyak yang bermain game sampai level tertinggi di waktu kapanpun, tapi hanya sedikit yang pergi ke masjid saat adzan berkumandang.
Kalau ibadah dan Tuhan nya selalu diingat dan diutamakan, maka I'm sure, 90% itu calon pendamping yang tepat. Yang 10% nya itu eksipiennya. True or False ?

There are only two ways to live your life. One is though nothing is a miracle. The other is as though everything is a miracle.

"No game No life. But still life without games"

Thanks for reading.
Nb:
kenapa di postingan ini topik dan bahasanya random? Because, the writer is still studying how to make a good and nice script / letter / tulisan